Hidup tak musti hebat. Sederhana pun bisa berarti ...

Senin, 04 November 2013

Jambore Sepeda Gunung @ Tenggarong - Kutai Kertanegara

Sejak gabung di Bontang Bike Community, Kang Cepy rutin bersepeda. Aku dan Dhiya kebagian ikut jalan-jalanya bila ada even di luar kota. Seperti Sabtu & Minggu kemarin, di acara Jambore Sepeda Gunung Tenggarong.
Pukul 6 pagi kami sudah memacu si panon hideung menuju kota tepian. Mampir sebentar di UD KK depan SCP, aku belanja bahan kue keperluan dapurna panon hideung sebelum melanjutkan ke Samarinda sebrang.
Rupanya sebelum meneruskan perjalanan ke Tenggarong lewat jalan lama, kami mengunjungi arena sepeda downhill di Samarinda Sebrang. Setengah hari itu kami gunakan untuk uji nyali menggunakan trek baru (buat yang punya nyali).

Sabtu, 19 Oktober 2013

Ketika Ayang Menekuni Hobi Lamanya

Ayangku mulai menekuni hobi lamanya, BERSEPEDA. Bukan sesuatu yang luar biasa kan?
Sepeda gunung itu lebih bermanfaat dikendarai toh daripada mangkrak di gudang.
Jadi, ketika pagi itu Ayang minta izin untuk bersepeda, kuiyakan saja. Apalagi ketika kutanya,"Rutenya kemana?"
"Guntung!" jawabnya.

Aku tenang-tenang saja. Kuperhatikan selama ini ia tak pernah menghabiskan waktu lebih dari 2 jam untuk berkeliling kota Bontang dengan sepedanya, kecuali dua minggu lalu.
Iya, dua minggu yang lalu rute yang dilaluinya keluar jalur biasanya.


Jumat, 28 Juni 2013

Di Suatu Penerbangan IAT, 28 Juni 2013

Pagi ini tepat pukul 10.00 Wita kami bertiga (Kang Chepy tersayang, Dhiya dan aku) duduk di dalam pesawat Indonesia Air Transport penerbangan Balikpapan-Bontang setelah 3 hari menghabiskan waktu di Balikpapan. Berlibur? Nggak juga sih. Kebetulan Ayang mengikuti kursus swakelola, lalu aku dan Dhiya dengan senang hati menemaninya bermalam di Jatra. 

Pramugari baru saja memperagakan pemakaian safetybelt namun mataku tak tertuju padanya. Dhiya pun begitu, ia asyik dengan buku barunya.

Pandanganku tertumbuk pada kantung kursi di depan Dhiya. Ada majalah Sinergy, majalah internal PT. Badak, edisi Jan-Feb 2013. Reflek tanganku meraihnya dengan maksud membaca majalah itu selama penerbangan Balikpapan-Bontang yang akan menghabiskan waktu sekitar 30 menit.



 
Di rubrik UKIRAN halaman 11 aku membaca artikel mengenai "Long term idle Train A".
Sekilas kuperhatikan foto yang dimuat, jajaran Manajemen yg sedang memencet tombol tanda dimulainya Long Term Idle Train A. Tapi setelah kuperhatikan dengan seksama, eh ternyata ... ada satu wajah yang sangat kukenal. Siapakah dia? Ternyata adikku nampang di situ.



Lalu di rubrik GORESAN halaman 48, ada judul yang amat familiar di kepalaku "SEPEDA ONTEL". Jiyaha ... karangan siapa coba? Karanganku! Naskah yang kutulis tahun 2009 lalu. Naskah yang kutulis ketika pertama kali ikut pelatihan menulis. Eh, bisa nyangkut di majalah ini juga ya? Meski cuma majalah internal perusahaan tempat suamiku bekerja, tapi hatiku senang bukan kepalang ... hehehe... noraknya kumat. *sambil mikir, kapan ngirimnya ya ini naskah? Lupa! Karena merasa tidak pernah ngirim sih. 

Ini pasti kerjaan Mas Imam Arifin, salah satu tim redaktur majalah SINERGY. Soalnya beliau pernah telpon minta ijin ambil naskahku yang ada di blog KALAM IBU.
Terimakasih ya, Mas.  Btw, ada honornya ga ya? Hihihi...


Senin, 25 Februari 2013

Puisi Adalah Hidupku


Judul buku: Puisi Adalah Hidupku
Penulis: Dhee Shinzy Y. dan 100 penyair (nama 100 penyair ada di belakang cover)
Jenis buku: Antologi puisi
Penerbit; leutika prio
Tebal: 221 halm.
Harga: Rp. 45.400;

Silakan sms 082138388988 atau inbox fb Leutika Prio untuk pemesanan.
Tulis nama/alamat/kodepos/jumlah/judul buku yang dipesan. atau untuk wilayah Bandung bisa dikolektfi oleh Dhee Shinzy Y. GRATIS ONGKIR SELURUH INDONESIA UNTUK PEMBELIAN MINIMAL 90.000;
..............................................................
"100 Puisi karya 100 anak bangsa. Persembahan cinta untuk dia yang memiliki kelembutan hati, kelunakan jiwa, keanggunan berpikir dan keindahan dalam bertindak. Dia adalah orang yang memiliki kepekaan luar biasa terhadap segala intrik kehidupan. Karena puisi menjadi falsafah hidupnya setiap saat."

Minggu, 17 Februari 2013

Pinta

Bantu aku mencari alasan
atas kegagalan ini
karena waktu tak pernah kompromi
entah di jarak mana langkah kan berhenti

 

Minggu, 03 Februari 2013

Anak ke berapa?

Pagi ini Abi mendapat undangan acara Family Gathering PT. DEN di Marina. Karena acaranya dimulai dengan olahraga jalan santai mengelilingi Marina Ujung, jadi aku memakai kulot hitamku, kaos Maintenance dan Jilbab hijau yang kumodifikasi sehingga ujungnya bisa kugunakan sebagai cadar.
Kugunakan sepatu kets Rip Curl-ku lalu kukalungkan kamera alpha kesayanganku. Yup, pagi yang indah tak kan kulewatkan tanpa jeprat-jepret suasana di Marina.

Sementara acara berlangsung, aku duduk di bibir pantai bersama Kang Cepy dan Dhiya, menikmati udara pagi yang bersih sambil sesekali kubidik objek yang menarik.

Seorang Bapak pekerja PT. DEN duduk di sebelah Kang Cepy, mengajak ngobrol diawali basa-basi.
"Sama keluarga, Pak Haji?" tanyanya.
"Iya," jawab Kang Cepy.
"Itu anak bungsunya Pak Haji?" tanya si bapak sambil menunjuk Dhiya. Kang Cepy mengangguk mengiyakan.
"Anaknya berapa? Kalau yang moto-moto itu anak ke berapa?" tanya si bapak lagi.
Kang Cepy tertawa mendengar pertanyaan si bapak.
"Yang moto-moto itu istri saya. Anak saya tiga. Yang besar sudah kuliah, ini yang bungsu," jelas Kang Cepy. Si bapak menatap diriku bingung. Mimiknya seakan tak percaya kalau diriku istri Kang Cepy. Bhuahaha... dengan bb cuma 48kg, diriku dikira anak SMA. Belum tau aja si bapak usiaku sudah kepala 4. 


Minggu, 13 Januari 2013

Tanya

Bagaimana mungkin ia tega merampas adikku, ibuku bahkan kakakku sekaligus?
Andai ayah masih ada, kuyakin tak kan ada yang tersisa pula untukku.