Hidup tak musti hebat. Sederhana pun bisa berarti ...

Senin, 01 Juni 2015

Bali dalam kenangan - Feb 2014


Sepanjang usia 44 tahun hidupku menjadi warga negara Indonesia tercinta, jujur saja... belum pernah sekalipun diriku singgah di Bali. Pulau Dewata yang terkenal seantero dunia itu belum pernah kudatangi. Makanya, ketika Pengurus PWP mengadakan widiawisata ke Bali dan Lombok, nah... akhirnya ada kesempatan juga menjejakkan kakiku di sana.



Menikmati kota Minyak semalam, nonton dan makan.
Rombongan wisata, apalagi sejumlah ibu-ibu... pastilah kebayang hebohnya. Kami membayar sekitar 6 juta perorang untuk wisata 2 hari di Bali dan 3 hari di Lombok lewat agen perjalanan Aerowisata Balikpapan. Meski demikian, perusahaan membantu dengan fasilitas pesawat Bontang-Balikpapan pp dan 4 orang pendamping dari Humas plus seorang perawat dari KSO PTB. Tapi mengingat kapasitas ATR yang terbatas, tak mungkin kami berangkat sekaligus di tanggal 12 Februari 2014 pagi menuju Balikpapan. 
Pembagian boarding pass, masih airport Sepinggan yg lama
Akhirnya diputuskan, sebagian peserta berangkat sehari sebelumnya, penerbangan pukul 13.00 Wita lalu menginap di Hakaya Hotel Airport Balikpapan. Dan aku, tentu saja memilih berangkat tanggal 11 Feb. siang itu. Ada waktu untuk berjalan-jalan menikmati kota minyak semalam. Bisa nonton pulak di bioskop 21. Kebetulan hari itu sedang tayang film tentang kota Bontang "12 Menit Untuk Selamanya". Aku, Riyadh, Mbak Endang dan Bu Yadi pergi untuk tujuan sama. Whuah, kirain cuma aku yang menangis terharu nonton film itu, tahunya teman-teman kanan kiriku pada ngabisin tissue juga buat menghapus airmata hahaha...

Oh ya, sebenernya di list pembagian kamar, seharusnya aku sekamar dengan mbak Dhanny, tapi entah kenapa Riyadh tiba-tiba saja menyatakan dirinya sekamar dengan mbak Dhanny. Loh? Terus aku sama siapa? Tinggal Mbak Lely yang belum dapat kamar, akhirnya sekamar deh. Wanita cantik yang murah senyum itu rupanya teman yang menyenangkan untuk bercerita. Alhasil, sudah lewat jam satu malam kami masih ngobrol, lupa kalau besok kami harus berangkat pagi. Kalau sampai kesiangan bangunnya gimana hayo? 

Buka dan gulung banner @ Airport Surabaya
Menanti penerbangan ke Bali @airport Surabaya
Pagi, 12 Februari 2014. Rombongan pertama sudah siap di Sepinggan, menanti rombongan kedua. Selagi menikmati sarapan di Hakaya, sebuah kabar duka sampai, Bpk. Ir. Fatturrahman meninggal dunia di Surabaya (terkenang akan kebaikan beliau kepada Kang Epi dan aku, semoga Alloh menerima amal ibadah Bapak). Jadi ada kemungkinan, pesawat ATR Bontang-Balikpapan akan dipakai rombongan Management yang akan melayat. Terus, gimana tuh nasib rombongan kedua yang masih di Bontang. Untunglah, ada extra fllight, jadi rombongan kedua pun tiba di Balikpapan sesuai rencana. Jadilah pagi itu rombongan kami sebanyak kurleb 60 orang ibu-ibu memenuhi perut Garuda penerbangan Balikpapan-Surabaya-Bali. Capek seharian di perjalanan dari satu airport ke airport lain. Tapi ya gapapa sih, namanya juga jalan-jalan....

Semua ceria
Wuih, pakai prosesi pengalungan bunga di airport Denpasar.

Kalau selesai foto-foto siapa coba yang
kebagian ngelipat banner?
Meski seharian capek duduk di pesawat dan airport
tetep semangat menuju penginapan.
Bali, We are coming....
Sambil menunggu rombongan Bu Danik dkk dari Jakarta, kami check-in di penginapan Ratna. Hotel kecil di daerah Kuta. Hari menjelang sore. Masih ada waktu untuk jalan-jalan ke pantai Kuta. Jalan kaki!

Penginapan Ratna

Menikmati welcome drink di loby yg kecil

Akhirnya... ibu kita datang juga!

Duduk manis menyimak wejangan Bu Ketua dan hiburan
karaoke sambil menanti makan siang yg kesorean :D
Kuta di sore hari, tidak padat dengan lalu lalang kendaraan. Menyusuri jalan sambil tanya-tanya arah pantai, sampai juga kami di pantai Kuta. Masih kuat kok menyusuri Legian, apalagi sambil narsis berfoto ria. Jalan rayanya tidak terlalu lebar, masih lebar jalan-jalan yang ada di Bontang. Kami mampir di Beachwalk, menyambut ajakan mb Micko dan traktirannya, menikmati minuman segar ala Legian di Bebek Tepi Sawah, Ternyata di mall tersebut ada musium kain juga, tapi kami tak sempat kesana.






Tak terasa waktu bergulir cepat, belum puas menikmati suasana sore di Legian, kami harus kembali ke penginapan. Malam ini jadwalnya makan malam di Jimbaran. Baiklah... Sebenarnya masih ingin jalan kaki menuju penginapan, masih ingin menikmati setiap sisi Pulau Dewata, menikmati budaya dan seninya, tapi karena waktu yang terbatas, akhirnya kami naik taxi menuju penginapan.

Jimbaran di waktu malam
Dinner menu @ Jimbaran
Pantai Jimbaran, kami tiba di sana ketika hari telah gelap. Tak ada pemandangan indah yang dapat dinikmati kecuali suara debur ombaknya saja. Disuguhi tarian Bali kami menikmati makan malam.
Jujur... untuk kami yang telah lama tinggal di tepi laut Bontang dan biasa menikmati seafood/ikan bakar plus sambal gami khas Bontang yang super duper lezat itu, hidangan makan malam di Jimbaran ini kalah jauh. Tuh kan... setelah pergi jauh begini baru terasa deh, betapa beruntungnya tinggal di Bontang yang ikan-ikannya segar, lezat dengan harga terjangkau.

Obrolan pagi hari sebelum wisata.
Perjalanan ke gunung di mulai...
Hari itu 13 Februari 2014, tour dimulai menuju Danau Beratan di daerah pedesaan. Melewati jalan berkelok-kelok sambil disuguhi pemandangan indah, guide kami tak henti bercerita, tentang adat istiadat di Bali dan keunikannya. Apa saja coba? Hihihi... beberapa lupa! Atau justru tertidur selama perjalanan?

Danau Beratan


Blanja blanji oleh-oleh, kudu dan harus hihihi,...
Tengah hari, kami mampir di Masjid Al-Hidayah dan santap siang di rumah makan sebelahnya. Pisang molen dengan saus vanilanya jadi rebutan ibu-ibu.

Shalat Dhuhur di Masjid Al Hidayah
Santap siang di Beratan
Perjalanan pulang dari Beratan, tak lupa mampir di Joger Jelek. Blanja-blanji... lagi-lagi blanja-blanji... Aku sih lebih tertarik dengan warung buah-buahan di sebrang jalan. Menikmati lezatnya durian ramai-ramai jadi keasyikan tersendiri sambil menunggu yang memborong oleh-oleh.

Disini durennya enak loh! (depan toko Joger)
Beugh... giant durian
Dari gunung, perjalanan berlanjut ke pantai. Tanah Lot jadi tujuan menjelang sore. Melewati pasar seni dengan pernak-pernik souvenir dan aneka baju oleh-oleh khas Bali. Belanja lagi? Iya dong hahaha...
Pasar seni Tanah Lot
Si kuning yg cantik, siapa berani pegang?
Menikmati debur ombak di Tanah Lot
Bli Photographer dengan pakaian khas
Tanah Lot, crowded oleh pelancong.
Ga ada space buat foto-foto tanpa bocor hahaha...
Penat sudah setelah seharian mengunjungi Beratan dan Tanah Lot. Sebenarnya masih banyak tempat yang belum didatangi, namun karena waktu terbatas, sementara besok pagi kami musti terbang ke Lombok, maka wisata hari ini diakhiri dengan belanja di Krishna dan makan malam di sebuah rumah makan yang cukup bagus (sayangnya lupa nama tempatnya).



Selama dua hari di Bali ini, ada photographer yang menguntit sepanjang perjalanan. Foto-foto jepretannya dicetak dan dipajang, baik di penginapan maupun saat kami beristirahat dan mampir di rumah makan. Mulanya harganya agak mahalan. Lama-lama, bisa ditawar. Terakhir malah diobral. :D
Biarpun pada bawa kamera sendiri, tetep aja rebutan
hasil cetak foto sang photographer Bali.
Dua hari jelas tak cukup  untuk menjelajah seantero Bali. Tapi tak mengapa, paling nggak kalau ada yang nanya, "Sudah pernah ke Bali, De?" bisa kujawab : "SUDAH!" 
Betul? :)









Tidak ada komentar:

Posting Komentar