Hidup tak musti hebat. Sederhana pun bisa berarti ...

Selasa, 24 Juli 2012

Temu Cendolers Senusantara di Kemsasnas II

Kalau dipikir-pikir, sebenarnya apa sih yang mendorongku untuk menghadiri acara tahunan Group Cendol ini? Walau sudah genap setahun aku menjadi anggotanya, tapi aku belum punya banyak teman di group kepenulisan ini.



Ya.. gimana mau punya teman? Setiap masuk kelas, aku hanya duduk di pojok dalam sunyi sambil menyimak berbagai ulasan dan komentar yang bersliweran. Tak seorangpun mengenalku. Tapi aku nyaman-nyaman saja tuh di pojokan.

Dalam diam kuserap berbagai ilmu yang bertebaran di kelas Cendol. Untuk apa aku memperkenalkan diri? Apalah aku ini... Seorang ibu di usia baya yang baru belajar menulis, sementara orang lain yang seusiaku sudah menorehkan karya dan nama besarnya di dunia literasi. Aiss... kalah deh sama unyu-unyu yang meski ramenya minta ampun saat di dalam kelas, namun karya-karyanya sudah menghiasi media.

Entah mengapa, di bulan Maret itu... di saat orang ramai membicarakan tentang Kemsasnas II yang akan diadakan di Cikole - Bandung pada tanggal 7-8 Juli 2012, hatiku tergerak untuk mendaftar. Sejak itu, aku mulai aktif di dalam kelas, walau hanya dengan cara memberikan tanda jempolku pada beberapa postingan, atau menulis "*menyimak" di setiap komen kelas OCK Cerpen.
Tepat seminggu sebelum Kemsasnas, aku memberanikan mengirim cerpenku yang berjudul "Yang Tak Terduga" untuk dibedah di kelas Operasi Cendol Kecil.
Tak kusangka, sambutan dan komen begitu meriah. Dan dari semua komen tersebut, 75% lebih menyatakan cerpenku bagus. Sukaaaaa banget! *hihihi ge-er.
Suker Dan pun menyatakan cerpenku sedikit lagi layak muat di media. Ow ow... Suker Dan nggak tahu kalau cerpen itu justru sudah dimuat di Kaltim Post setahun yang lalu, saat aku lagi hobi-hobinya mengirim ke media. Tapi entah kenapa, setahun ini minat menulisku menurun drastis. Untuk itulah aku bergabung di kelas Cendol supaya hasrat menulisku tumbuh lagi.

Berbekal rasa ingin tahu, aku akhirnya pergi juga ke Kemsasnas II. Seperjalanan dengan Kasma Maret, seorang Cendoler asal Bontang pula. Di bandara Sukarno Hatta kami bertemu seorang awak Corneo (Cendoler Borneo) bernama Lonyenk Rap, seorang penulis asal Meumpawah yang juga seorang rapper. Di shelter depan terminal B Suta itu pula, aku berkenalan dengan Rainif Venesa, cendoler asal Bengkulu dan Angri Saputra, cendoler Tangerang.
Hai..hai.. aku mulai punya teman sesama cendoler hihihi.. senang juga.

Di bumi perkemahan Cikole, sambutan hangat dari cendolers nusantara pun kudapati. Meski aku memakai cadar, toh mereka dengan senang hati menerima aku. Ada Teh Santya dan panitia Banceuy, Teh Ina, mbak Naning, Alisia, dan masih banyak nama lagi yang membuat kepalaku berpikir keras untuk mengingatnya *maklum faktor u hehehe...

Meski kelompok OCBku tidak lengkap dan akhirnya dibubarkan, aku senang bisa bergabung dengan group CECEN yang terdiri dari Prima Sagita, Rizky Novianti, Kasma Maret, Naning Suripto, Dyah Nyenk, Princess Shakilara, Nda Erliya, Fikri Al Fatih dan Ki Sentanu. Acara demi acara kami lalui. Mulai dari game perkenalan, game saling percaya dsb. Berbagai materi dengan tema "Out of the box" dihidangkan para Suker (istilah untuk guru di kelas Cendol). Juga acara di pos-pos tertentu yang telah ditetapkan panitia. Mulai dari pos film, pos puisi, pos akting, pos pantun dll. Semua memberikan kenangan sendiri yang tak mungkin terlupa.
Satu peristiwa penting yang ditorehkan Cendol, deklarasi "Gerakan Nusantara Menulis" yang dibacakan oleh Thia dan ditandatangani oleh 150 peserta Kemsasnas II.

Di akhir sesi, setelah materi yang diberikan oleh Suker Nestor Rico Tambunan dan Suker Nimas Aksan, kami bertukar kado. Aku mendapatkan sebuah buku berjudul "Pengalaman Pertama" dari El-Adiba. *terimakasih ya...
Usai Kemsasnas, kami punya semangat untuk terus berkarya dan berniat memborbadir media. Semoga terlaksana yaa....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar