Hidup tak musti hebat. Sederhana pun bisa berarti ...

Kamis, 18 Februari 2016

One Journey - Naminara Republic


Selamat datang di Republik Naminara
Tak terasa setahun telah berlalu. Wisata di awal musim semi yang lalu.....

 Republik hayalan itu ada di depan mataku. Yup! Penerbangan selama 7 jam dengan pesawat GA-878 Jakarta-Seoul mengantarku menuju Negeri yang terkenal dengan drama "Winter Sonata" nya. Wew, nonton dramanya sekalipun saja belum pernah, bagaimana bisa tertarik kesini?! Yah, itulah takdir. Dengan adanya widya wisata dari PWP, akhirnya aku menjejakkan kaki di tempat ini, yeaaay!


Di sini nih kuambil brosur. Soalnya kalau
entry visanya kan sdh disiapkan oleh Tour Guide.

Menyebrangi sungai Han ke Pulau Nami dengan Feri 10 menit.

"Situated 63km from Seoul in the middle of the Han River, Nami Island looks like a leaf floating gracefully on top of Cheongpyeong Lake.
The island has an area 0f 460,000 m2 and circumference of 5 km. Formed with pebbles and sand, there are no mountains in the island, but there are trees tall enough to touch the sky. Wide grassy gardens where deer, ostriches, rabbits, squirrels, duck and countless types of birds flourish. Nami Island is a place where not only nature but also human beings can coexist.
Nami Island was named after General Nami, a notable figure in Korea history who courageously fought in battles but died at the age of 26.
Seasonal rain used to transform this land into an island, and with the construction of Cheongpyeong dam, it is now an island all year long. In 1965, thousand of trees were planted by Mr. Byeong-Do Minn.
Today Nami Island is place for rest and relaxation. Human beings, animals and trees share peace, love and harmony far away from crowds and civilization."

Demikian, tulisan dalam brosur yang kudapatkan di gerbang sebelum kami menyebrang dengan kapal feri menuju Nami Island yang  memakan waktu 10 menit saja.


Meski suhu udara di Seoul bisa turun sampai ke -1 derajat,
ternyata di bulan Maret ini udaranya hangat.
Prasasti Sang Jendral
Saat itu Korea sedang awal musim semi. Kami dianjurkan memakai pakaian yang terbuat dari bahan katun atau kaus yang agak tebal. Jaket pun tak ketinggalan untuk berjaga-jaga apabila suhu berubah turun di malam hari. Namun pagi itu, begitu sampai bandara dan lanjut ke Nami Island, gerah mulai terasa. Apalagi untuk menuju lokasi tempat yang pernah dipakai shooting film Winter Sonata cukup jauh dari gerbang. Lumayan pegel deh kaki, apalagi sepatuku bertumit. Yaela... rasanya ngiri lihat si Wony (guide cewek di bis sebelah) dengan santai dan lincahnya berlari kesana kemari memakai boot berhak tinggi. Wedew!


Ini monumen terbuat dari botol.
Kreatif ya?

Deretan pohonnya yg cantik
Katanya sih datang kesini tuh paling bagus kalau musim dingin. Bisa menikmati saljunya dong sambil menghayati kisah Winter Sonata wah...
Sayang, kami datang awal musim semi, dimana salju sudah mencair, meski udara masih sejuk. Sementara deretan pohon-pohon yang cantik itu masih gundul.

Pita-pita itu... penuh tulisan.
Karena ga punya pita,
ya sudah kutulis saja di papannya. Ih, norak ga ya?
Suka banget dengan suasana pepohonannya
Waktu yang tersedia tidak terlalu banyak. Untuk menjelajahi seluruh area ga bakalan cukup. Jadi aku cukup ambil beberapa spot yg kira-kira menarik. Tapi tetep aja kurang rasanya.
Belum lagi tempat wisata seperti ini dipenuhi pengunjung. Daaaannnn hampir sebagian besar pengunjungnya adalah warga negara Indonesia. Jadi jangan heran kalau tiba-tiba saja ada yang nyeletuk di sebelahmu, "Euleuh-euleuh.....". Ya itu sudah wisatawannya!

Tebak! Patung ini melambangkan apa?



Rombongan kami terpencar ke beberapa arah. Bingung juga mau ikut siapa. Akhirnya ketemu siapapun yang serombongan tak kan luput dari jepretanku. Namanya tukang futu amatiran. Ya asal jepret aja deh hehehe... Baru nyadar bahwa fotoku sendiri ga ada huhuhu....

Mejeng dulu bu...




Jagung bakarnya mahal ya?
1 Won = Rp. 12

Bakpao Korea
Menikmati "snowman pancake" camilan ala Korea
di Sonata Cafe
bersama mahmud cantik owner SISESA


Belum puas keliling-keliling, si Tedi tour guide kami sudah woro-woro supaya kami segera berkumpul untuk melanjutkan perjalanan. Yah, begini ini kalau ikut rombongan..... belum puas explore Nami Island. Suatu saat musti kesini lagi! Semoga....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar