Selamat datang di Republik Naminara |
Republik hayalan itu ada di depan mataku. Yup! Penerbangan selama 7 jam dengan pesawat GA-878 Jakarta-Seoul mengantarku menuju Negeri yang terkenal dengan drama "Winter Sonata" nya. Wew, nonton dramanya sekalipun saja belum pernah, bagaimana bisa tertarik kesini?! Yah, itulah takdir. Dengan adanya widya wisata dari PWP, akhirnya aku menjejakkan kaki di tempat ini, yeaaay!
Di sini nih kuambil brosur. Soalnya kalau entry visanya kan sdh disiapkan oleh Tour Guide. |
Menyebrangi sungai Han ke Pulau Nami dengan Feri 10 menit. |
"Situated 63km from Seoul in the middle of the Han River, Nami Island looks like a leaf floating gracefully on top of Cheongpyeong Lake.
The island has an area 0f 460,000 m2 and circumference of 5 km. Formed with pebbles and sand, there are no mountains in the island, but there are trees tall enough to touch the sky. Wide grassy gardens where deer, ostriches, rabbits, squirrels, duck and countless types of birds flourish. Nami Island is a place where not only nature but also human beings can coexist.
Nami Island was named after General Nami, a notable figure in Korea history who courageously fought in battles but died at the age of 26.
Seasonal rain used to transform this land into an island, and with the construction of Cheongpyeong dam, it is now an island all year long. In 1965, thousand of trees were planted by Mr. Byeong-Do Minn.
Seasonal rain used to transform this land into an island, and with the construction of Cheongpyeong dam, it is now an island all year long. In 1965, thousand of trees were planted by Mr. Byeong-Do Minn.
Today Nami Island is place for rest and relaxation. Human beings, animals and trees share peace, love and harmony far away from crowds and civilization."
Demikian, tulisan dalam brosur yang kudapatkan di gerbang sebelum kami menyebrang dengan kapal feri menuju Nami Island yang memakan waktu 10 menit saja.
Meski suhu udara di Seoul bisa turun sampai ke -1 derajat, ternyata di bulan Maret ini udaranya hangat. |
Prasasti Sang Jendral |
Ini monumen terbuat dari botol. Kreatif ya? |
Deretan pohonnya yg cantik |
Katanya sih datang kesini tuh paling bagus kalau musim dingin. Bisa menikmati saljunya dong sambil menghayati kisah Winter Sonata wah...
Sayang, kami datang awal musim semi, dimana salju sudah mencair, meski udara masih sejuk. Sementara deretan pohon-pohon yang cantik itu masih gundul.
Pita-pita itu... penuh tulisan. |
Karena ga punya pita, ya sudah kutulis saja di papannya. Ih, norak ga ya? |
Suka banget dengan suasana pepohonannya |
Belum lagi tempat wisata seperti ini dipenuhi pengunjung. Daaaannnn hampir sebagian besar pengunjungnya adalah warga negara Indonesia. Jadi jangan heran kalau tiba-tiba saja ada yang nyeletuk di sebelahmu, "Euleuh-euleuh.....". Ya itu sudah wisatawannya!
Tebak! Patung ini melambangkan apa? |
Mejeng dulu bu... |
Jagung bakarnya mahal ya? 1 Won = Rp. 12 |
Bakpao Korea |
Menikmati "snowman pancake" camilan ala Korea di Sonata Cafe bersama mahmud cantik owner SISESA |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar