Mengingatmu, adalah suatu masa
menyusuri bukit di sisi utara kota
yg sungainya berkelok
dan riaknya menepuk halus jemari kaki kita
Sungguh, nuansa indahnya tetap hadir
dalam kurun waktu yg telah bergulir
walau bagimu tak ada yg menawan
karena aku ilalang, engkau rembulan
Tanpamu, telah lewat hari-hari penuh mimpi
dalam bingkai muram sebuah perjalanan
diiringi gerimis pagi yg tak kunjung usai
aku terus berjalan ke titik akhir
Ijinkan, sebelum mata terpejam
dalam tidur lelap yg panjang
kubisikkan sebuah kenyataan
“Aku mengagumimu”
Karya kecil di penghujung hari
Bontang, 14 Agustus 2009
menyusuri bukit di sisi utara kota
yg sungainya berkelok
dan riaknya menepuk halus jemari kaki kita
Sungguh, nuansa indahnya tetap hadir
dalam kurun waktu yg telah bergulir
walau bagimu tak ada yg menawan
karena aku ilalang, engkau rembulan
Tanpamu, telah lewat hari-hari penuh mimpi
dalam bingkai muram sebuah perjalanan
diiringi gerimis pagi yg tak kunjung usai
aku terus berjalan ke titik akhir
Ijinkan, sebelum mata terpejam
dalam tidur lelap yg panjang
kubisikkan sebuah kenyataan
“Aku mengagumimu”
Karya kecil di penghujung hari
Bontang, 14 Agustus 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar